Friday, December 4, 2015

Berusia 45 tahun sering terjangkit penyakit diabetes akut

Saat sekarang ini Hampir stengah dari orang yang berusia 45 tahun akan terkena, dengan apa yang disebut pradiabetes, tingkat gula darah yang tinggi, yang sering mengawali diabetes
Pradiabetes juga sering disebut sebagai gangguan metabolisme glukosa, yang tidak mempunyai gejala yang jelas. Meski demikian, mereka yang memiliki kadar gula darah yang tinggi harus melakukan cek darah rutin untuk diabetes, pada setiap satu atau dua tahun.

Seperti artikel yang kami kutip dari Kompas.com, yang mana menyebutkan menurut penelitian berskala besar yang dilakukan di Netherlands, mengatakan bahwa satu dari tiga orang dewasa sehat akan terkena diabetes dalam hidupnya.

Dan para peneliti dari University Medical Center di Rotterdam dan Harvard School of Public Health di Boston, menggunakan data yang panajang selama kepada 10 ribu orang dewasa di belanda, temasuk rekaman medis, surat-surat dari rumah sakit, data keluaran apotek, dan puasa pengukuran darah.

Mereka melakukan pemantauan rutin kepada orang-orang tesebut selama 15 tahun, dan mengelompokkan tingkat gula darah mereka berdasarkan standar WHO.

Dan menemukan bahwa tingkat gula darah sekitar 6 milimol per liter (108 miligram per desiliter) atau lebih renda dinyatakan sehat/normal. dan tingkat diatas 6 milimol per liter dan dibawah 7 milimol per liter (108-128 mg/dl) dinyatakan telah mengalami kenaikan atau pradiabetes, tingkat sekitar 7 mmol/L atau lebih dinyatakan diabetes.
Sekitar kurang lebih tiga perempat dari orang-orang dengan kenaikan gula darah pada usia 45 akan terkena diabetes, dab stengah dari mereka terkena diabetes pada waktu sebelumnya akan mengkonsumsi insulin.

Berat badan yang berlebih atau lingkat pinggang yang besar juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit yang disebut kecing manis ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini, stengah dari populasi dengan gula darah yang normal akan mengembangkan tingkat pradiabetek dan mungkin harus mengubah gaya hidup untuk pencegahannya atau obat-obatan untuk mengurangi resikonya.


“Orang-orang harus tahu resiko mereka dan jika mereka mempunyai resiko lebih tinggi, maka mereka harus melakukan metode intesif untuk mengurangi resiko diabetes ke depannya,” kata Dr.Kamlesh Khunti, salah satu peneliti.ibcbet